Wednesday, April 12, 2017
Ekspektasi
Wednesday, April 12, 2017Assalamu'alaikum Sedih lah. Nggak bisa menuhin janji ke diri sendiri buat nulis di blog ini setidaknya sebulan tiga tulisan. :( Oke....
Assalamu'alaikum
Sedih lah. Nggak bisa menuhin janji ke diri sendiri buat nulis di blog ini setidaknya sebulan tiga tulisan. :(
Oke. Oke. Sekarang menyempatkan untuk nulis di sini. Sebenarnya lagi pekan UTS dan ada tugas pula. Tapi biarlah. Belum ada gairah untuk mengerjakannya.
Hmmm. Ekspektasi. Satu kata ini lagi mengganggu aku akhir-akhir ini.
Kalian seneng nggak sih kalau orang lain berekspektasi tinggi ke kalian? Aku.... entahlah. Rasanya jadi beban. Mungkin karena aku yang terlalu mikiran. Mikir kalo nggak bisa memenuhi ekpektasi mereka gimana, mereka bakal bilang apa, mereka bakal kecewa nggak, atau justru ada orang yang seneng kalau aku gagal, dan sebenarnya itulah yang diinginkan.
Saking mikirin hal gituan, jadi pusing sendiri, dan bisa keluar air mata.
"Ah, Sabila mah bisa ini."
"Pasti Sabil udah dong?"
"Gini doang mah gampang ya, Bil?"
"Sabila pasti bagus."
dan lain-lainnya.
Padahal, aku ini orang yang sering malas (atau justru pemalas?), banyak salahnya, banyak nggak bisanya. Lalu banyak yang bilang kayak gitu tuh rasanya......... huhuhu. Rasanya aku harus bisa memenuhi ekspektasi mereka.
Misalnya pas tugas salah satu mata kuliah baru-baru ini. Banyak temen yang menganggap aku bisa dan bakalan selesai, padahal aku belum bisa. Satu tim pula sama anak yang jempolan. Sempet mikir dosennya sengaja milih itu, dan dia berekspektasi tinggi ke tim kami. Dan hasilnya? Ya emang nggak bisa. Aku sedih. Bukan mikirin nilainya bakal kecil, tapi nggak enak sama temen se-tim, dan mikirin ekpektasi orang-orang dengan berbagai hal yang aku sebutin di atas tadi.
Sebenarnya aku bodo amat mau nilai jelek seberapa juga. atau hal-hal lainnya seperti ogah ngerjain tugas, mau males-malesan pas ujian, dan sebagainya. Tapi lagi-lagi, gara-gara ekpektasi berbagai orang itulah yang bikin mau nggak mau kepikiran juga.
Kata temen, nggak usah sedih kalo orang berekpektasi sama aku, karena itu artinya mereka percaya. Cuma ya itu tadi, aku selalu mikirin berbagai "what if", kira-kira apa kata orang, apa aku mengecewakan orang, sehingga jadinya...............argh!
Nggak usah mikirin orang.
Hhhhh. Iya, ngomong emang gampang. Ngelakuinnya yang susah.
Ada saran nggak gimana biar nggak usah terlalu jadi orang yang mikirin berbagai hal, selain saran "ya nggak usah dipikirin"?
Sedih lah. Nggak bisa menuhin janji ke diri sendiri buat nulis di blog ini setidaknya sebulan tiga tulisan. :(
Oke. Oke. Sekarang menyempatkan untuk nulis di sini. Sebenarnya lagi pekan UTS dan ada tugas pula. Tapi biarlah. Belum ada gairah untuk mengerjakannya.
Hmmm. Ekspektasi. Satu kata ini lagi mengganggu aku akhir-akhir ini.
Kalian seneng nggak sih kalau orang lain berekspektasi tinggi ke kalian? Aku.... entahlah. Rasanya jadi beban. Mungkin karena aku yang terlalu mikiran. Mikir kalo nggak bisa memenuhi ekpektasi mereka gimana, mereka bakal bilang apa, mereka bakal kecewa nggak, atau justru ada orang yang seneng kalau aku gagal, dan sebenarnya itulah yang diinginkan.
Saking mikirin hal gituan, jadi pusing sendiri, dan bisa keluar air mata.
"Ah, Sabila mah bisa ini."
"Pasti Sabil udah dong?"
"Gini doang mah gampang ya, Bil?"
"Sabila pasti bagus."
dan lain-lainnya.
Padahal, aku ini orang yang sering malas (atau justru pemalas?), banyak salahnya, banyak nggak bisanya. Lalu banyak yang bilang kayak gitu tuh rasanya......... huhuhu. Rasanya aku harus bisa memenuhi ekspektasi mereka.
Misalnya pas tugas salah satu mata kuliah baru-baru ini. Banyak temen yang menganggap aku bisa dan bakalan selesai, padahal aku belum bisa. Satu tim pula sama anak yang jempolan. Sempet mikir dosennya sengaja milih itu, dan dia berekspektasi tinggi ke tim kami. Dan hasilnya? Ya emang nggak bisa. Aku sedih. Bukan mikirin nilainya bakal kecil, tapi nggak enak sama temen se-tim, dan mikirin ekpektasi orang-orang dengan berbagai hal yang aku sebutin di atas tadi.
Sebenarnya aku bodo amat mau nilai jelek seberapa juga. atau hal-hal lainnya seperti ogah ngerjain tugas, mau males-malesan pas ujian, dan sebagainya. Tapi lagi-lagi, gara-gara ekpektasi berbagai orang itulah yang bikin mau nggak mau kepikiran juga.
Kata temen, nggak usah sedih kalo orang berekpektasi sama aku, karena itu artinya mereka percaya. Cuma ya itu tadi, aku selalu mikirin berbagai "what if", kira-kira apa kata orang, apa aku mengecewakan orang, sehingga jadinya...............argh!
Nggak usah mikirin orang.
Hhhhh. Iya, ngomong emang gampang. Ngelakuinnya yang susah.
Ada saran nggak gimana biar nggak usah terlalu jadi orang yang mikirin berbagai hal, selain saran "ya nggak usah dipikirin"?
Salam puss, meong, muah
Sabila si kakak kucing