#SangGuru - Dara Puspita Dwireigina

#SangGuru - Dara Puspita Dwireigina SMK Negeri 1 Kota Bekasi mempertemukan aku dengan orang-orang yang luar biasa, yang keren! Bukan...


#SangGuru - Dara Puspita Dwireigina
SMK Negeri 1 Kota Bekasi mempertemukan aku dengan orang-orang yang luar biasa, yang keren! Bukan keren dalam arti penampilan saja, tapi keren karena kepintarannya, akhlaqnya, semangatnya, prestasinya, dan lain sebagainya. Salah satunya adalah dara. Dara? Iya, Dara. Inilah ceritaku tentang Dara.

*****

            Dara Puspita Dwireigina lahir pada tanggal 30 Agustus 1995. Dia anak kedua dari tiga bersaudara. Dara tinggal di PHP. Bukan Pemberi Harapan Palsu ya, tapi Permata Hijau Permai. Hehe. Perumahan itu masih di daerah Bekasi Utara, tidak terlalu jauh dari rumahku. 

            Awal pertemuanku dengan Dara adalah saat Pra-MOS di SMK. Saat itu siswa/siswi yang dinyatakan diterima di SMK 1 diwajibkan datang untuk  pembagian gugus saat MOS, apa saja yang harus dibawa dan dikenakan saat MOS, tata tertib MOS, pokoknya semua tentang MOS. Aku ternyata masuk ke dalam gugus 5. Namaku disebut setelah nama Dara. Ketika diberi tahu apa-apa saja yang harus dibawa saat MOS, aku sedikit kebingungan, lalu memberanikan diri untuk bertanya pada Dara yang duduk di depanku sampai saling bertukar nomor handphone masing-masing. Itulah saat pertama kali aku berkenalan dengan Dara. 

            Kesan pertama aku terhadap Dara itu “nih anak aktif aktif dan berani”. Kesan ini muncul saat Ka Zaky -pendamping gugus 5- menentukan siapa yang akan menjadi wakil ketua gugus 5.

        “Kalau saya bilang ‘SMK?’ kalian jawab ‘Bisa!’ ya! Sampai 3 kali, kayak biasa.” Ka Zaky memberi intruksi.
            “Iya kak....” Jawab para kaum hawa di gugus 5.
        “Yang paling semangat, berarti yang jadi wakil ketua.” Kata Ka Zaky. Mendengar itu, aku langsung berniat kalau harus lemes-lemesin, biar nggak kepilih jadi wakil ketua. Aku tidak minat untuk menduduki jabatan itu.
            “Kita mulai ya... SMK?”
            “Bisa!”
            “SMK?”
            “Bisa!”
            “SMK?”
            “Bisa! Bisa! Bisa! Hu!”
          “Hmmm....” Ka Zaky tampak berpikir “Kamu ya yang jadi wakil.” Tunjuk Ka Zaky pada Dara yang ada di dekatku.
            “Orang yang punya jiwa pemimpin itu semangat. Nah, Dara yang paling semangat. Bagus, Dar! Berarti, ketua gugus 5 itu Taufik, dan wakilnya Dara. Sekarang bikin yel-yel, saya kasih waktu 5 menit.” Sambung Ka Zaky.

            Dara mengunjungi teman-teman gugus 5 yang lainnya untuk meminta nomor handphonenya supaya mudah kalau ada informasi. Sementara itu, sang ketua membuat yel-yel, walaupun agak nggak jelas, tapi yasudahlah. Masih mending dia bersedia menjadi ketua dan mau repot. Dara juga tak segan bertanya pada Ka Zaky. Bisa dikatakan, yang paling ‘bersuara’ itu memang Dara. 

Asyiiikkk, punya temen baru yang kaya gini!....

*****

            Aku sekelas dengan Dara di kelas X AK A. Namun, aku tidak sebangku dengannya. Aku anak yang terakhir masuk ke ruang kelas saat itu dan Dara sudah duduk di depan dengan teman sebangkunya yang saat itu aku tak tahu siapa namanya. Akhirnya aku duduk bersama Putri Surya Andanie (almarhumah). 

            Ya, seperti yang sudah kuduga sebelumnya, Dara pasti akan menjadi murid yang ‘dipandang’. Dia aktif, berani dan nggak malu bertanya atau ragu menjawab kayak aku. Dara juga pintar.  Saat kelas 10, Dara menjadi Bendahara 2 bersama Hani. Oh iya, selain sekelas, aku juga satu ekstrakurikuler dengan Dara, yaitu Rohis.

            Dara sering membawa buku catatan utang pulsa. Di mana ada Dara, di situ ada buku utangnya :p. Hehe. Dara jualan pulsa dan aku termasuk salah satu costumernya yang suka utang juga. Jadi, namaku dipastikan ada di dalam buku utang itu. Saking banyaknya costumer, buku utangnya harus diganti. Salah satu ciri khas Dara itu, mengalungi handphone. Mungkin dia nggak mau handphonenya hilang kali ya? (Yaiyalah, siapa sih yang mau handphonenya hilang -___-) Handphonenya kan merupakan asset terpenting dia sebagai penjual pulsa. Kalau nggak punya handphone, nanti susah jualan.

            Selain jual pulsa, Dara juga jual keripik pedas buatan tetangganya. Jiwa wirausahanya mantap sekali. Pintar dalam pelajaran, pintar berdagang pula. Dara juga ikut ekskul paskibra, aktif banget. Bahkan, dara bisa menjadi pengurus OSIS tanpa mengikuti tes utama. Dara direkomendasikan oleh Bu Surahmi. Makin sibuk aja anak satu ini. Tapi, aku heran. Meskipun Dara sibuk banget, dia tetap bisa meraih peringkat 1 di kelas. Gila! Keren!

Dara, minta tips untuk membagi waktu dong.....*kedip-kedip*

*****

            Aku semakin dekat dengan Dara ketika PKL di Direktorat Jenderal Permasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM yang bisa disingkat menjadi Ditjenpas Kemenkumham. (Oke, ini kepanjangan, selanjutnya sebut saja Ditjenpas). Kami PKL di Ditjenpas selama 2 bulan. Tak disangka kami bisa PKL di instansi pemerintah ini. Awalnya kami berkelompok dengan Try dan Isti. Tapi, Try dan Isti PKL di tempat yang berbeda sendiri, maka jadilah aku dan Dara PKL di sana atas rekomendasi dari tetanggaku. 

            Pekerjaan di sana tidak terlalu banyak, bahkan bisa dibilang sedikit. Jadi, aku dan dara bisa sering mengobrol, bercerita banyak hal saat waktu luang. Banyak kejadian selama kami PKL di sana. Mulai dari kejadian yang seru, lucu, butuh perjuangan, menyenangkan sampai kejadian horor. Karena selama hari kerja Senin sampai Jum’at bersama-sama, kami jadi lebih tau karakter masing-masing. 

            Kami memanfaatkan waktu luang bukan hanya sekedar ngobrol ngalor-ngidul nggak jelas saja. Dara sering sharing ilmu, motivasi atau pengalaman yang dia dapatkan padaku. Kalau Dara sudah ngomong, susah berhentinya. Ya, itulah Dara. Tapi aku tidak keberatan untuk mendengarkannya, karena banyak dari omongan Dara itu yang bisa dijadikan pelajaran dan motivasi juga untukku. 

Masih ingat pengalaman selama PKL di Ditjenpas, Dar?

*****

            Sekarang, aku dan Dara sudah menduduki bangku kelas 12 SMK. Dengan begitu,  hampir 3 tahun aku kenal dan terus berusaha untuk mengenal Dara. Seseorang yang hidupnya penuh perjuangan, kerja keras tanpa lelah. Sosok yang luar biasa.

            Penuh perjuangan dan kerja keras? Iya! Sejak SD, Dara jualan aksesoris seperti gelang, kalung dari manik-manik. Lalu mulai kelas 7 SMP, Dara jual telur gabus, kacang telur, keripik kentang, keripik singkong yang harganya Rp 1.000,00. Naik ke kelas 8, dia juga jual nasi kuning seharga Rp 2.500,00. Kelas 9, Dara berhenti jual nasi kuning, jadi dia hanya jual keripik singkong dan pulsa yang masih berlanjut hingga saat ini bahkan menambah pemasukannya dengan menjual aneka ragam cemilan pula. Dara nggak manja. Dia berusaha untuk mendapat uang jajan dari hasil usahanya sendiri, tanpa minta ke orang tua. 

Hmmm, aku tak’kan ragu mengatakan bahwa Dara memang benar-benar sosok yang luar biasa. Banyak sekali prestasi yang ia raih mulai dari SD hingga SMK. Langganan peringkat 3 besar di kelas, juara lomba paskibra, NEM yang cukup membanggakan saat SMP dan masih banyak lagi. Sebenarnya bukan masalah prestasi saja yang membuat dia luar biasa di mataku. Kalau hanya prestasi, aku cukup menyebutnya pintar. Kesibukannya tak mengahalangi dia untuk mengukir prestasi dan perjuangannya patut diacungi jempol . Itulah yang membuatku menyebut Dara sebagai sosok yang luar biasa. 

Cos you’re amazing, just the way you are :)))

*****

Dara itu guru aku. Guru yang mengajarkan arti perjuangan. Perjuangan dalam hidup yang keras ini. Perjuangan dalam meraih mimpi-mimpi. Guru yang mengajarkan keberanian. Keberanian dalam berbuat, selama perbuatan itu baik. Keberanian dalam berbicara, selama hal yang disampaikan benar. 

Dara dilahirkan dari keluarga sederhana. Rumahnya sederhana, pakainnya sederhana, hidupnya sederhana. Tapi tidak dengan semangatnya. Semangatnya sangat kaya. Semangat yang ia miliki lebih dari luar biasa. Sang milyarder semangat! 

Dear Dara, terima kasih sudah menjadi #SangGuru. Selama hampir 3 tahun ini, aku banyak belajar dari kamu. Terima kasih... Terima kasih banyak... :) Thanks for all MyDar(l)...

*****

Terlalu banyak hal, pengalaman dan kenangan aku bersama Dara hingga sulit menuliskannya. Aku tak akan memaksakan untuk menuliskannya karena akan membiarkan semua itu melekat di sini, di otakku.

Maaf sudah membiarkanmu menunggu lama tulisan ini.
Tertanda,
Nikmatun Aliyah Salsabila

*************************************


Tulisan ini merupakan tulisan yang aku buat untuk Dara, salah satu teman terbaik sejak SMK. Dia memintaku untuk membuat tulisan untuknya. Gara-gara liat postingan "Kue Itu Bernama Cinta", lalu beberapa hari kemudian dia memintaku ini. Hampir setahun aku baru kasih tulisan ini ke dia. Hehe. Sebagai balasannya, dia kasih aku lukisan gitu :) Duh, kangen Dara jadinya nih :(



You Might Also Like

2 komentar

  1. Abiiilll... biilaaa... sabilaaaa....Miss you too biilll...
    Belom kesampean nih main ke rumah kamu lagi. nyobain lumpia bkinan mama kamu..
    hahaaa..
    bil boleh kali masukin lukisan aku disini. #numpang eksis dikit. hahaa
    maksih bil sbelumnya. jangan kaget ya kalo tiba2 aku udh ada di dpn rumah kamu. wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Muaahh muaahh, Dara :*
      Iyaaa nanti aku sertain lukisanmu tunggu saja tanggal mainnya haha.
      Sini sini ke rumah! Tp kalo mendadak mah berarti blm tentu ada lumpia hihi

      Delete

Nikmatun Aliyah Salsabila. Powered by Blogger.