Energi Goresan Indah

Kemarin aku kembali terlibat obrolan misteri entah dengan siapa, seorang yang tak dikenal. Obrolan itu sudah terjadi untuk kesekian kalinya...

Kemarin aku kembali terlibat obrolan misteri entah dengan siapa, seorang yang tak dikenal. Obrolan itu sudah terjadi untuk kesekian kalinya di tahun ini. Setiap aku bertanya siapa dia dan datang dari mana, jawabannya selalu, "Anggap saya siapa pun kau mau. Intinya, Tuhan mengirim saya ke eFishery. Dan bertemu kamu di sini."

Ketika 3 bulan keluar dari wilayah Jawa Barat, dia pun tetap menemani. Tidak, dia tidak ikut denganku. Dia menemaniku dalam wujud lain. Satu hari sebelum aku berangkat, dia memberikan beberapa lembar kertas dengan goresan tinta nan indah di atasnya. Guru Sajatining Diri. Itu lah tiga kata pertama yang aku baca, berada di kertas urutan paling depan, disusul untaian kata lainnya. Sejujurnya aku kurang mengerti apa maksudnya, tapi rasa penasaran aku kubur dahulu karena dia memerintahkanku untuk tidak membacanya sekaligus.

Tulisan yang banyak membahas tentang Tuhan, aku, dan manusia itu membuat perjalananku menjadi perjalanan penuh makna. Aku semakin paham perihal eksistensi kehidupan dan ketiadaan. Aku pun belajar mengenal diri sendiri, belajar untuk cinta pada diriku. Padahal sebelumnya kalau ada lomba benci terhadap diri sendiri, aku pasti juara satu.

Oh, masih ada lagi! Aku lebih bisa menerima kejadian-kejadian buruk yang menimpaku dan memaafkannya. Kalau pun di masa depan terjadi lagi, sepertinya aku bisa dengan pedenya berkata, "Mengapa harus patah hati?". Duh, tapi semoga tidak ada kata lagi untuk kejadian semacam itu. Cukup satu saja manusia tidak tahu diri yang hadir di hidupku.

Kemarin merupakan obrolan misteri terakhir karena dia––yang gagal ku ketahui namanya––berkata akan pergi. Pada momen perpisahan tersebut dia berkata, "Silakan terus lanjutkan perjalanan, usahakan untuk selalu bermakna. Dan ingat, setan itu kalangan dari manusia. Jadi, jangan sampai kamu termasuk di antaranya. Jangan pernah merasa paling benar."

Aku agak malu mengatakan ini, tapi aku sedih ditinggal olehnya. Tapi setidaknya, kertas yang dia berikan waktu itu masih ada. Aku masih bisa membacanya lagi; goresan indah yang memberi energi baik.


*****
Kata-kata yang dicetak tebal merupakan 10 judul tulisan Mas Egi di blognya ketika mengikuti #11HariMenulis. Mampir ke medium.com/@egimartawijaya, deh! Tulisannya bagus-bagus! 
Terima kasih sudah menulis, Mas Egi!

You Might Also Like

0 komentar

Nikmatun Aliyah Salsabila. Powered by Blogger.