Racauan Tidak Jelas

 Jadi begini, saya tidak tau harus nulis apa untuk hari ini. Sudah mau jam sebelas malam pula.  Oke. Cerita apa aja lah. Hari ini saya ada a...

 Jadi begini,

saya tidak tau harus nulis apa untuk hari ini. Sudah mau jam sebelas malam pula. 

Oke. Cerita apa aja lah.

Hari ini saya ada acara buka puasa bersama dengan tiga teman saya yang lain. Kami sudah berteman hampir 12 tahun. Sama seperti tahun lalu, bukber diadakan di salah satu rumah kami. Kali ini di rumah Pinka. Ini pertama kalinya saya ke rumahnya. Meski masih sama-sama di Bekasi, tapi beda areanya utara dan selatan, jadi rasanya saya mengarungi perjalanan yang jauuuuuhhhh banget.  Ongkos ojolnya aja Rp 37.000 :") Pulang pergi udah cukup buat bayar travel ke Bandung. Hhhhh.

Saya jadi orang yang paling terakhir sampai. Ketika tiba, teman saya yang bernama Dara sedang sibuk berusaha membuka Gery kalengan. Lalu Ikaw, teman saya yang habis liburan ke Turki memberi oleh-oleh turkish delight. Katanya itu manis banget, jadi dia sempat melempar candaan "udahlah nggak usah kasih Sabila". Dia tau saya kurang bisa mengonsumsi makanan minuman manis, karena beberapa kali pernah menimbulkan sesuatu akibat konsumsi makanan manis.

Saya sebetulnya kurang paham juga apakah alergi manis atau gimana. Bulan September lalu, beberapa hari sebelum saya harus mengisi webinar acaranya anak Unpad, tiba-tiba bangun tidur di wajah saya tepatnya di bawah bibir bengkak gitu besar deh sampai susah mau makan. Bingung kan kenapa. Akhirnya periksa ke dokter andalan sejak saya SD, dan pas cerita semalemnya abis makan soft cookies dua biji, dokternya bilang kemungkinan akibat makan manis itu. Siapa suruh makannya dua biji! Saya dikasih lumayan banyak obat, dan disuruh balik lagi 3 hari kemudian. Tiga hari kemudian itu adalah hari H acara Unpad.  

Setelah minum obat, makin mengecil bengkaknya. Lalu saya kembali lagi di hari yang sudah ditentukan. Jam 6 pagi sudah datang ke klinik karena jam 8-nya acara Unpad itu mulai. Untung aja kliniknya emang buka pagi. Nah, saya dikasih obat lagi, dan dilarang untuk konsumsi makanan atau minuman manis selama sebulan, entah apa pun itu. Susu, kue, biskuit, sirup, teh, apa pun. Whoaaaaaa! Saya langsung meratapi nasib es krim ukuran quart yang sudah saya beli sebelum tragedi ini. Setelah sebulan saya balik lagi, dan yaudah kata dokternya memang mending hindari yang manis-manis. Dikit aja kalau memang mau mengonsumsi.

Ya, jadi begitu masalah makanan manis. Saya juga kurang paham kenapa dan sejak kapannya. Perasaan mah dulu nggak begininya banget. Apa karena seiring bertambahnya usia jadi makin sensitif? Pokoknya muka saya emang makin rewel, kayaknya kalau abis konsumsi yang manis-manis tuh suka langsung bermasalah :") Jadi saya pasrah, tapi kalo emang lagi mau banget makanin atau minumin mah terobos aja. Urusan nimbul gatel-gatel, ruam dan sebagainya itu urusan belakangan. Anggap aja emang harga yang harus dibayar. Sebenarnya saya lebih suka makanan asin daripada manis sih, tapi kan kadang mau gitu yang manis-manis juga kayak momen mau cobain oleh-oleh, atau sekadar mau ikut temen mesen minuman manis.

Lah, ini malah jadi banyak bahas yang manis-manis -_-

Yaudah, namanya juga emang dari awal nggak mikirin mau nulis apa. Hehe. 

Kembali lagi ke acara bukber. Nggak kerasa ya kalau ngumpul bareng teman-teman terdekat. Ada aja obrolannya, dan tau-tau udah malam. Setelah foto-foto banyak dengan gaya yang sebenarnya itu-itu aja, akhirnya kami siap-siap untuk pulang, memesan ojol. Sambil menunggu ojol, saya sempat mengutarakan keresahan ke mereka harus nulis apa untuk #10HariMenulis ini, dan kata mereka, 

"Buka puasa bersama"

"Persahabatan aja persahabatan"

"Udahlah apa aja"

Lalu saya bilang, "oke, tentang ini bakal ditulis nanti. Lumayan nambah-nambahin kata."

Yay, janji sudah ditepati! 


Sip. Sekian racauan tidak jelas dari saya hari ini. 


Salam, 

🐱




You Might Also Like

0 komentar

Nikmatun Aliyah Salsabila. Powered by Blogger.