Hal yang lumrah

Setelah dua tulisan sebelumnya udah bahas paparan dari dr. Andreas dan Ko Nago, kali ini mari bahas sedikit apa yang disampaikan dr. Jiemi s...

Setelah dua tulisan sebelumnya udah bahas paparan dari dr. Andreas dan Ko Nago, kali ini mari bahas sedikit apa yang disampaikan dr. Jiemi saat event #BLPTalks X LevelUWU pekan lalu. Ini singkat aja, gaeess. Mepet nulisnya soalnya hehehehe~

Agak berbeda dengan dr. Andreas dan Ko Nago, dr. Jiemi ini ingin mengajak peserta untuk 'terima' rasa insecure, sebagai bahan buat refleksi.  

Insecure itu kan perasaan nggak cukup, merasa nggak pasti. Pertanyaannya, emang apa yang pasti dari dunia ini? Nggak ada. Terus, tentang cukup, tentu sesuatu yang bisa kita sebut cukup bakal berganti seiring berjalannya waktu.

Jangan-jangan, nggak cukup adalah hal yang lumrah. 

Dokter Jiemi kasih tau kalau insecurity itu bisa dilihat sebagai dua hal, yaitu insecurity yang healthy dan not healthy. Kalau healthy, kita berani acknowledge kalau kita sedang insecure. Setelah sadar, kita terima rasa nggak nyamannya, lalu ber-progress di area yang memang bisa kita lakukan. Misalnya, ketika melihat teman-teman yang lain seakan lebih pintar dari kita dan bikin insecure, kita terima perasaan itu, dan berusaha dengan belajar biar bisa mengejar atau nggak jauh ketinggalan.

Terus yang not healthy gimana? Insecure yang nggak sehat itu kita nge-blame, nyalahin. Contohnya, "dia tuh bikin gue blableblo", "harusnya kalau orang tua saya nggak gini gini, saya nggak akan begini, nggak akan insecure." Selain nyalahin, kita juga menyangkal, misal "enggak kok, aku nggak apa-apa. aku nggak insecure". Terakhir, tanda insecure nggak sehat lainnya adalah kita mengubah orang lain, mengontrol realita.

Jadi, nggak apa-apa banget kalau insecure. Yang penting insecure dengan sehat.

Sebagai penutup tulisan yang singkat ini, ada kutipan dari dr. Jiemi: 

Ingat! Kita hadir dan hidup!


Salam,

🐱 

You Might Also Like

0 komentar

Nikmatun Aliyah Salsabila. Powered by Blogger.