Ojo Dibandingke

Ternyata udah memasuki paruh kedua Ramadan tahun ini. Nggak kerasa banget! 😭 Well, saya mau tulis yang agak singkat aja di hari keempat men...

Ternyata udah memasuki paruh kedua Ramadan tahun ini. Nggak kerasa banget! 😭

Well, saya mau tulis yang agak singkat aja di hari keempat menulis, soalnya...


... ngantuk banget dari tadi, euy!


Saya mau share lagi tentang ilmu yang didapat dari acara #BLPTalks X LevelUWU. Kali ini dari pemaparan Ko Nago. 

Katanya, akar insecurity adalah perbandingan. Perasaan kurang, nggak cukup alias not enough itu ada karena kita melakukan perbandingan. 

Not enough dibanding siapa? Pakai standarnya siapa?

Hmmm. Mungkin sebenernya kadang kita nggak punya intensi untuk membandingkan, hingga akhirnya melihat Instagram Stories/Posts teman terus sadar-nggak-sadar jadi membandingkan, seperti: 

"Wah, si A sukses banget ya kayaknya! Dia umur segitu udah jadi blableblo. Aku cuma gini-gini doang, kok ketinggalan banget.", 

"Gila, si B cakep banget. Kenapa muka gue jelek deh banyak jerawat pula huhu.", 

Padahal mah,

sebenarnya di kehidupan nyata kita tuh termasuk rata-rata, nggak kurang-kurang amat kok, wong yang lain juga banyak yang begitu. Normal. Nah, cuma di media sosial beda lagi. Distribusinya skewed. Kok bisa? Oh jelas, soalnya orang cenderung untuk menampilkan yang 'bagus-bagus' aja di media sosial. Orang di medsos tuh keliatannya selalu 'lebih'. Jadi, jangan merujuk standar dari sana, lalu membanding-bandingkan dengan diri, dan berujung merasa nggak cukup. Jangan ya jangan~ 

Perbandingan itu soalnya bakal memaksa kita untuk bertanding dalam satu aspek yang sempit, dan mengabaikan keunikan kita yang lain.

Stop stressing about being number one, focus on being the only one.


 Yep, mending kita fokus buat jadi satu-satunya yang nggak bisa dibandingin. 


Salam,


🐱

You Might Also Like

0 komentar

Nikmatun Aliyah Salsabila. Powered by Blogger.